FAKTA DAN SEJARAH AJARAN KAPITAYAN DAN SUNDA WIWITAN ADALAH SISA SISA KEYAKINAN TAUHID
FAKTA DAN SEJARAH AJARAN KAPITAYAN DAN SUNDA WIWITAN ADALAH SISA SISA KEYAKINAN TAUHID YANG PERNAH DIBAWA OLEH NABI ALLAH DI WILAYAH NUSANTARA
Jauh Berabad-abad sebelum Masuknya Agama Asing Hindu Budha ke Nusantara di Nusantara Sudah Memiliki Keyakinan Asli Yaitu Keyakinan Tauhid (Al Islam) Yang Telah Diamalkan Oleh Kaum Kapitayan (Jawa) dan Sundawiwitan (Sunda). Karena Sesungguhnya Kapitayan dan Sudawiwitan Adalah Peradaban Awal Pertama di Nusantara Bangsa Petro Melayu Kuno dan Detro Melayu Kuno yang Dibawa Oleh Nabi Sulaiman alaihisalam yang Leluhur Mereka Berasal dari Bangsa India dan Cina. Mereka itulah Cikal Bakal Leluhur awal Nusantara yang disebut ras Austronesia.
Mari Menyelusuri Jejak Rekam Sejarah Pembuka Awal Peradaban Nusantara dan Perjalanan Kekuasaan Raja Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis di Nusantara.
Oleh Kanjeng Senopati
BERDASARKAN catatan-catatan manuskrip jejak sejarah yang tertulis dan dipelajari dari Kitab Suci dan Naskah-Naskah sejarah peradaban manusia kisah para Nabi dan dari manuskrip kuno bahwa kerajaan Nabi Allaah Sulaiman alaihi salam dan istrinya Ratu Bilqis memiliki kerajaan yang sangat besar dan luas.
Nabi Sulaiman mewarisi kerajaan besar, sebagai Founding father dari Imperium Achaemenid Persia yaitu kerajaan Sulaiman, yang menguasai wilayah yang tidak tertandingi pada era zaman Sebelum Masehi.
Dari Balkan hingga ujung Persia pada hari ini, Cyrus telah mendahului Alexander The “Great” beberapa abad dalam penaklukkan epik di zaman kuno.
Menurut sejarah bahwa Achaemenid Kerajaan Nabi Sulaiman adalah di antara kerajaan di dunia dengan wilayah kekuasaannya terluas dan terbesar dalam sejarah manusia.
Hingga saat _Nabi Sulaiman_ bersama _Ratu Bilqis_ mengelilingi dunia ke wilayah timur dunia kemudian masuk ke wilayah asia mengikuti jalur matahari khatulistiwa dan hingga akhirnya menemukan tanah nusantara yang subur. Dahulu Nabi Sulaiman menyebut wilayah tersebut sebagai wilayah _Negeri Matahari_, karena daratan yang dilalui oleh jalur matahari sehingga iklim cuaca dan alamnya yang tropis hijau dan indah.
Wilayah daratan yang yang dilalui matahari itu disebut wilayah SUN LAND. Kemudian setelah ada peradaban manusia disana disebut SUNDA LANDIA.
Misi Nabi Allaah Sulaiman dalam rangka misi tauhid menyebarkan _agama langit risalah tauhid (Islam)_, ini telah disepakati dan ditulis oleh ahli sejarawan Islam kontemporer.
Nabi Sulaiman hidup pada abad ke-9 Sebelum Masehi (989-931 SM). Beliau mewarisi kerajaan besar dari ayahnya Nabi Daud atau raja Daud. Dan Nabi Sulaiman memerintah kerajaannya dibumi selama lebih 40 tahun lamanya.
Nabi Sulaiman pernah menginjakkan kakinya di tanah nusantara. Membawa sebagian kaumnya yang didominasi _ras arabia, india dan cina_ inilah yang disebut ras _Austronesia_ yang telah beriman untuk menetap di nusantara, kaum inilah yang diijelaskan para ahli sejarah sebagai cikal bakal nenek moyangnya _melayu kuno_ mereka cikal bakal para leluhur nusantara yang menurunkan kita.
Yang menjadi pimpinan armada laut besar Nabi Sulaiman dalam perjalanan besar saat itu dipimpin oleh _Musa bin Ezekil_ beliau adalah seorang Pangeran _Syarkil (anak Raja Syarkil)_. Adalah seorang pemuda bangsawan yang berasal dari salah satu negeri Hindu di Hindustan bertahun² berguru ajaran tauhid Islam kepada Raja Sulaiman. Hingga akhirnya dia beriman dan mengikuti agama Tauhid yang dibawa oleh Nabi Sulaiman.
Perjalanan besar armada Angkatan laut _Nabi Sulaiman_ bersama _Ratu Bilqis_ dengan membawa perbekalan perniagaan harta berupa ribuan peti-peti emas dan permata tujuannya dalam antisipasi untuk menebus dan membebaskan budak² yang masih tertindas di berbagai wilayah negeri² di setiap bumi yang disinggahinya.
Dalam perjalanan Angkatan laut Kerajaan Sulaiman Raya Tersebut dikawal langsung oleh Menteri Pertahanan Kerajaan yaitu _Waliullah Malik Abdul Khadi_ dan dikawal ribuan pasukan jin beliau mengikuti armada besar _Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis._
_Nabi Sulaiman alaihisalam dan Ratu Bilqis_ bersama tentara dan armadanya tiba didaratan wilayah nusantara ribuan tahun sebelum tanah Nusantara dihuni kembali oleh manusia.
Yang sebelumnya di tanah nusantara ini masih daratan kosong hanya ada segelintir manusia yang tersisa tinggal disana dan sangat primitif, animis bahkan atheis tidak mengenal kepercayaan kepada Tuhan.
Di tanah yang disebut _Sundaland_ yang bernama tanah jawa yang kondisinya dahulu masih menyambung dengan daratan sumatra itu masih banyak dihuni oleh golongan ghoib dari bangsa jin. Yang daratan itu dipimpin oleh penguasa ghoib yang paling disegani yakni _Dahyang Semar_, yang dikenal katanya bagian dari Bathara Dewa / Bathara Guru. Kemudian setelah memeluk agama Tauhid (Al Islam) berganti nama dengan yang dikenal bernama _Eyang Ismoyojati_
Nusantara dengan kedatangan Nabi Allaah Sulaiman _Dahyang Semar_ takluk dan memeluk agama Tauhid.
Dan selebihnya belahan bumi nusantara masih sangat rapat dan hutannya sangat lebat. Kondisi alam geografisnya tropis dipenuhi oleh gunung-gunung yang semuanya gunung berapi.
Wilayah nusantara saat itu sebagian besar masih banyak didominasi makhluk non manusia yaitu dihuni oleh para _gaib_ dari golongan bangsa jin.
Lalu beliau membangun peradaban dengan _ajaran tauhid_ mengenalkan _risalah tauhid (Islam)_ kepada kaum pengikutnya yang kemudian disebut bangsa _melayu kuno_ di bumi nusantara jauh ribuan tahun lalu sebelum munculnya _ajaran kapitayan_ dan _Sundawiwitan_.
Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis tidak begitu lama tinggal di nusantara. Itu sekitar 3000 tahun yang lalu dan wilayah sumatra dan jawa masih nyambung dengan benua asia yang bernama _Sunda Landia atau Sundaland._
Beliau mengadakan perjalanan dari wilayah daratan sumatra, jawa sampai ke wilayah daratan ujung NTB sebagai pusat kerajaannya adalah diwilayah selatan daratan tengah dan timur jawa sepanjang pantai selatan jawa.
Kemudian meninggalkan tanah nusantara dengan meninggalkan peradaban tinggi di nusantara yaitu ajaran luhur _ajaran tauhid_ kepada para leluhur kita _generasi pertama_ sebagai _warisan adiluhung_ asli para leluhur orang jawa dan orang sumatra.
_Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis_ meninggalkan peradaban tinggi dan juga meninggalkan perniagaan kekayaan harta emas kerajaan dimana beliau memerintahkan bangsa jin dari kerajaan besar laut di samudera selatan untuk menyimpan secara ghoib di sebagian wilayah nusantara terutama dititik wilayah jawa, sumatra dan sulawesi.
*HUBUNGAN NABI SULAIMAN DENGAN PENGUASA GHOIB SAMUDERA LAUT SELATAN*
Saat Nabi Sulaiman berada beberapa masa di nusantara pernah terjalin hubungan _"diplomatik"_ antar pemerintahan kerajaan manusia yang dipimpin oleh Nabi Sulaiman dengan penguasa kerajaan besar lautan samudera _Kanjeng Ibu Ratu Kidul Hajjah Syarifah Dewi Nawangwulan_ (pemimpin dari kerajaan golongan ghoib seorang muslimah).
Sosok _Bunda Ratu Kidul_ dan _Nyai Roro Kidul_ adalah dua sosok makhluk gaib dari golongan jin muslim, mereka adalah muslimah yang sangat menjaga ketaatan kepada Allaah menjaga akhlak adab dan selalu berhijab menjaga aurat sebagai makhluk yang memiliki peradaban tinggi. Tidak seperti yang dibayangkan pada film² fiksi yang menyesatkan dan salah kaprah ilustrasi lukisan yang bodoh terhadap sosok Ibunda Ratu.
Mereka para ratu dari golongan ghoib (bangsa jin) diperintah oleh Nabi Sulaiman untuk ikut menjaga keseimbangan alam dan menjaga wilayah nusantara serta diperintahkan menyimpan secara gaib harta kerajaan di nusantara yang sebagian dari perniagaan Ratu Bilqis isterinya Nabi Sulaiman.
Bangsa jin ribuan tahun sudah lebih dahulu menempati tanah dan lautan di nusantara sebelum datangnya peradaban manusia pertama ke nusantara yaitu Nabi Sulaiman dan peradaban manusia kedua dari india dan cina yang membawa ajaran Hindu dan Budha ke tanah nusantara.
Bangsa jawa kuno dari generasi pertama adalah dari ras _Proto Melayu_ dan _Deutro Melayu_ ribuan tahun lalu ternyata telah lebih dahulu mengenal dan memeluk peradaban keyakinan _agama samawi agama tauhid (Islam) yang dibawa oleh Nabi Sulaiman alaihi salam_ sebelum turunnya dan sempurnanya risalah Islam yang dibawa oleh Rasululloh Shalallahu alaihi wasalam.
Penduduk di nusantara sebenarnya sudah mengenal ajaran tauhid _agama samawi_ (agama langit) jauh lebih dahulu sebelum masuknya _Syekh Subakir_ dan para _Walisongo_.
Dan para wali baru menyebarkan ajaran luhur tauhid setelah Allaa menyempurnakan ajaran tauhid menjadi _risalah Al Islam_ melalui _Rasululloh Muhammad_ dengan turunnya pusaka terbesar yaitu _Kitab Suci Al Qur'an._
*CANDI BOROBUDUR TIDAK ADA HUBUNGAN DENGAN NABI SULAIMAN DAN RATU BILQIS*
Sebenarnya peradaban Islam atau ajaran luhur ketauhidan sudah ada di bumi nusantara sejak ribuan tahun lalu sebelum para leluhur kita mengenal ajaran² _agama paganisme_ (agama / keyakinan kultur masyarakat setempat) seperti _kapitayan, sunda wiwitan, hindu dan budha._
Memang benar _Nabi Sulaiman_ dan _Ratu Bilqis_ pernah singgah di bumi nusantara untuk beberapa waktu. Tapi keberadaan Nabi Sulaiman di nusantara TIDAK PERNAH ADA hubungannya dengan Candi Borobudur peninggalan _Dinasti Syailendra_.
Nabi Allaah Sulaiman sama sekali tidak pernah membangun sebuah candi apalagi membangun patung-patung manusia yang dilarang oleh Allaah. Sudah jelas di Candi Borobudur terpahat berupa stupa-stupa berbentuk makhluk hid manusia yang bernama Budha.
Karena Candi Borobudur adalah peninggalan _Dinasti Syailendra_ dari Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8. Dan BUKAN peninggalan Nabi Sulaiman, karena kenapa?
_*Pertama*_, masa Nabi Sulaiman adalah kurun waktu tahun (989-931 SM), jadi sekitar lebih dari 3.000 tahun yang lalu. Sedangkan, Candi Borobudur, seperti yang tertulis dalam berbagai buku sejarah nasional, didirikan baru di akhir abad ke-8 Masehi atau sekitar 1.200 tahun yang lalu sehingga tidak nyambung dan bertemu kurun waktunya.
Candi Borobudur ini dibangun atas perintah _Raja Samaratungga_ dari _Dinasti Syailendra_ tahun 824 dan selesai pada masa _Ratu Pramudawardhani_ dan
menyebutkan nama _Gunadharma_ sebagai sang arsitek Borobudur.
_*Kedua*_, Borobudur adalah sebuah candi tempat pemujaan keyakinan "orang budha" sehingga banyak terdapat patung Budha dan para resi Budha. Sedangkan ajaran luhur Nabi Sulaiman membawa ajaran _tauhid_ tidak pernah memerintahkan membangun sebuah patung manusia yang identik dengan agama _paganisme_. Sedangkan Nabi Sulaiman jelas agama _monotheisme_ tentunya jelas ajaran Kitab Zabur melarang keras membuat patung-patung berbentuk makhluk hidup.
Sangat naif dan mustahil sekali jika candi Borobudur yang banyak patung manusia adalah peninggalan _Yang Mulia Nabi Allaah Sulaiman alaihisalam_ seorang Nabi Allaah yang bertauhid.
Jadi tidak ada benang merahnya sama sekali dan tidak menyambung baik secara _arkeologis, filosofis dan historis_ apalagi secara _kultur religius_ antara Nabi Sulaiman dengan Borobudur.
Yang ada hanya prasangka yang dipaksakan dengan teori _"ilmu gotak gatuk"_ atau _"dihubung-hubungkan"_ ini dasar yang tidak ilmiah sama sekali dan Tidak _real_ dan tidak _unsustainable_ tidak ilmiah dan tidak bisa dipertanggung jawabkan analisa sejarahnya. Maka analisa _Fahmi Basya_ Ahli matematika BATAL dan TIDAK DIAKUI oleh para ahli sejarah, ahli arkeologi dan para Ulama Indonesia.
Kenapa ada sekelompok orang di Indonesia yang begitu ngotot dan bangga mengklaim Borobudur itu buatan nabi Sulaiman?
Ini yang namanya _kooptasi budaya._
Jelas-jelas, kelompok yang mengklaim Borobudur sebagai peninggalan nabi Sulaiman adalah orang-orang yang mengusung supremasi atas kebudayaannya sendiri.
Ketika orang-orang macam ini berhadapan dengan kebudayaan lain, maka pilihannya dua yaitu _dikooptasi_ atau _didiskreditkan_. Kalau dikatakan dikooptasi ya seperti ini, diklaim dan dipaksa sebagai bagian dari peninggalan dari kebudayaan mereka, atau yang kedua _didiskreditkan_.
*ASAL USUL DAN MUASAL AJARAN KAPITAYAN DAN SUNDA WIWITAN*
Saat itu wilayah yang sekarang disebut pulau jawa, sumatra dan kalimatan masih menyatu dan menyambung dengan benua asia (Sundaland).
Lalu sepeninggal Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis meninggalkan wilayah tanah nusantara dan kembali ke _Baitul Maqdis_ atau _Yerusalam_ (wilayah arab timur tengah).
Maka Generasi yang masih kokoh keyakinannya dan lurus tauhidnya dari para leluhur kita adalah _generasi pertama_ pengikut dan kaum Nabi Sulaiman.
Para leluhur kita _generasi pertama_ Nabi Allaah Sulaiman mengajarkan kepada mereka ajaran tauhid sehingga mereka orang jawa kuno telah percaya keberadaan suatu entitas yang tunggal yang tidak kasat mata namun memiliki kekuatan adikodrati yang menyebabkan kebaikan dan keburukan dalam kehidupan manusia. Mereka tidak pernah menyembah selain Tuhan. Mereka ini disebut para _"Kapitayan"_.
Merekalah para leluhur kita generasi pertama yang masih kokoh memegang teguh _ajaran luhur agama samawi ajaran tauhid (Islam)_ yaitu syariatnya Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis sebagai warisan _adiluhung kamulyaning sejagat wasesa_ para leluhur nusantara.
Setelah seribu tahun kemudian dari generasi ke generasi berikutnya. Maka _generasi terakhir_ setelah masuknya agama Hindu dari India terjadi _sinkritisme_ (pencampuran keyakinan agama) para leluhur mulai luntur keyakinannya ada yang ditambahi dan dikurangi dengan memasukkan unsur kedewataan pengaruh agama Hindu dan mulai menyimpang dari ajaran para leluhur masa _generasi pertama_ yang lurus yang diajarkan oleh _Nabi Allaah Sulaiman alaihisalam_
Karena mulai hilangnya bimbingan _tauhid_ dari leluhur sebelumnya.
Mulailah para leluhur dari generasi tengah muncul benih² mencampurkan ajaran tauhid (Islam) Nabi Sulaiman dengan praktek² ritual dan spritual paganisme filosofis Hindu. Bukan mengikuti tuntunan _kitab Zabur_ sesuai yang dibawa dan dituntunkan oleh Nabi Sulaiman dan apa yang pernah di imani dan diamalkankan oleh para leluhur kita _generasi pertama_.
Di masa era generasi kedua atau _generasi tengah_ para leluhur kita mulai ada dari sebagian yang mulai menggunakan _akal,_ dan _perasaannya_ sebagai ukuran pijakan dalam mencari sendiri hakikat siapa itu "Tuhan".
_Generasi kedua_ dari para leluhur kita awalnya berkata ini dalam rangka _bertaqarub_ kepada _Sang Hyang Allaah Subhanahu wa ta'ala_ mencucikan diri kepada Yang Maha Esa yaitu _"Sing Kuwoso"_ yang tidak tampak, tapi Ada bisa dirasakan keberadaannya, kata mereka.
Mereka masih menjalankan _sembahyang_ (sholatnya syariat Nabi Sulaiman) dan beriman kepada _kitab suci Zabur_ firman Allaah tentang tauhid yang dibawa oleh Nabi Sulaiman. Dimasa generasi tengah ini sebenarnya masih lumayan baik dan fine² saja.
Tapi generasi² berikutnya setelahnya itu dari para leluhur yang semakin jauh dari ilmu dan jauh dari bimbingan amalan leluhur _syariat Islamnya Nabi Allaah Sulaiman alaihi saalam._
Para leluhur kita dari _generasi terakhir_ mulai _"merenovasi"_ dan _merekayasa_ ajaran² leluhur sebelumnya dalam melakukan ritual dengan cara pengalaman sendiri dan cara masing² tanpa bimbingan ilmu dari contoh para leluhurnya yang berilmu _generasi pertama._
Mereka mulai berani menciptakan keyakinan sendiri menyebutnya bahwa Yang Maha Kuasa sebagai _Sang Hyang_ atau _Tuhan_ itu suka berada ditempat² yang _suwung_ (ditempat yang kosong).
Akhirnya generasi terakhir dari para leluhur yang paling _radikal_ dan _underdog_ pemikirannya tapi miskin ilmu melakukan ritual ibadah ditempat² yang mereka anggap _suwung_.
Keyakinan mereka bahwa tempat _suwung_ itulah tempat kosong dimana ditempat itu ada Tuhan dan Tuhan akan hadir dan bersemayam ditempat yang suwung, seperti pada pohon besar, batu besar atau alam.
Maka kadang keyakinan ini seolah-olah keyakinan pemujaan kepada alam tapi sebenarnya tidak. Karena menurut mereka di alam diyakini terdapat _energi besar_ karena Tuhan menitis ke alam tersebut, menurut keyakinan mereka.
Keyakinan-keyakinan ini tidak dikenal sama sekali oleh para leluhur kita para _Kapitayan_ yang lurus baik dari _generasi pertama_ maupun leluhur _generasi kedua_.
_Generasi terakhir_ dari para leluhur kita ini mencari tempat spiritual seperti di gua-gua, gunung-gunung, di lembah², dipohon² besar, di sungai², danau dan lautan. Keyakinan mereka ciptakan sendiri. Ini semua tidak lepas dari unsur ajaran Hindu Budha.
Sebenarnya para leluhur kita ribuan tahun lalu sudah bertauhid secara benar seperti yang ada pada. Kaum _Kapitayan_ generasi pertama atau kaum _Sunda Wiwitan_ generasi pertama.
Dua keyakinan ini adalah sisa-sisa dari ajaran tauhid yang dibawa oleh Nabi Allaah Sulaiman. Adalah suatu keyakinan yang memuja sembahan utama yang disebut _Sanghyang Taya_, yang artinya _Maha Kuasa_ yang _Maha Tunggal_ yang bermakna hampa, kosong, suwung, atau awang-uwung.
Ajaran _Kapitayan_ terus berkembang mengalami distorsi menyimpang dari ajaran sebenarnya semenjak masuknya ajaran _Hindu Budha_ ke tanah jawa dan tanah sunda dengan memasukkan unsur filosofis Hindu yang dinamai masa _ke-batharaan_ atau _kedewaan_
Pada masa itu diseluruh nusantara tidak ada lagi yang mengenal ajaran tauhid yang murni dan lurus seperti yang ada pada _generasi pertama_ yaitu ajaran _agama samawi_ Nabi Sulaiman sebagai ajaran luhur _adiluhung syariat Nabi Allaah Sulaiman_ yang mengutamakan tauhid, menjunjung adab, budi pekerti, norma susila cara bergaul antara laki dan wanita dan berpakaian yang penuh dengan adab tinggi, penuh dengan kedamaian dan ketenteraman seperti pada masa leluhur generasi pertama.
*SALAH BESAR* bahwa _Kapitayat_ dan _Sundawiwitan_ yang dikenal sebagai ajaran Karuhun diklaim sebagai agama asli atau keyakinan asli _orang jawa sunda kuno_ para leluhur kita.
Sebab sebelum munculnya _Kapitayan_ dan _Sundawiwitan_ di nusantara para leluhur kita telah memiliki ajaran luhur yang jauh umurnya lebih tua yaitu ajaran luhur tauhid _syariatnya Nabi Allaah Sulaiman_ sebagai keyakinan spiritual asli kepercayaan manusia melayu kuno yaitu _Proto Melayu_ dan _Deutro Melayu_.
Maka tidak heran dalam ajaran _Kapitayat_ dan Sundawiwitan dasar keyakinannya ada persamaan seperti ajaran Islam yaitu berkeyakinan menyembah kepada _Tuhan Yang Maha Esa_ atau _Maha Tunggal_ dan Tuhan tidak diserupakan atau digambarkan oleh makhluk apapun, kenapa demikian?
Karena memang dasar fundamen ajaran _Kapitayan_ dan _Sundawiwitan_ adopsi dari ajaran tauhid Islam itu sendiri sebagai agama samawi (agama langit) dari sisa-sisa ajaran para leluhurnya sebelumnya yaitu _ajaran tauhid_ yang lebih dahulu hadir di bumi nusantara. Tapi kemudian telah luntur dan hilang begitu saja setelah ribuan tahun kemudian sebagai ajaran asli para leluhur orang jawa dan sumatra sebagai ras melayu kuno.
Ajaran asli para leluhur yaitu ajaran tauhid agama samawi sebagai warisan _Adiluhung sejati kamulyaning sejagat wasesa_ yang dibawa leluhur kita Nusantara Nabi Allaah Sulaiman telah hilang dan punah pada _Generasi terakhir_ dari para leluhur.
Karena _generasi terakhir_ dari para leluhur ini telah berpedoman kepada pikiran perasannya masing² manusia, berdasarkan "halu" mereka sendiri hanya gunakan _dzon-dzon_ (prasangka²) dewe² dalam menilai yang dianggap "kebenaran sejati".
Akhirnya memunculkan pemikiran _ekstrim radikal paganis_ dengan berkeyakinan yang penting kita cukup _eling_ saja atau cukup "ingat" saja kepada Tuhan Yang Maha Kuasa tidak perlu mengamalkan syariat "sembahyang" sebagai bentuk penyembahan seorang hamba kepada pencipta.
Selama ribuan tahun agama _Kapitayan_ dan _Sundawiwitan_ terus mengalami _distorsi_ perubahan dan pembelokan "aqidah" dari para leluhurnya generasi yang pertama. Yang harusnya disempurnakan dengan mengikuti syariat dari Baginda Muhammad Rasulullah.
Akhirnya lahirlah landasan fundamental keyakinan _ekstrim_ akibat gagal paham yang jauh dari ajaran tauhid sebagai ajaran para leluhur sebenarnya dari generasi pertama. Sebuah keyakinan pemahaman sabagai dampak dari distorsi dari ajaran Tauhid, dengan mengklaim sebagai "AJARAN BUDI" dengan dasar-dasar sbb :
* Agamaku adalah Universal.
* Imanku adalah Kemanusiaan.
* Kiblatku adalah Nuswantara.
* Kitabku adalah Seluruh Kehidupan alam semesta Ini. Tidak Perlu Kitab Suci yang Tertulis Yang Ada Adalah Kitab Hasil Spiritual Diri dari Hati Nurani sebagai Jatidiri.
* Nabiku adalah Badan / Raga ini (Tidak ada nabi yang ada adalah Diri Jatidiri sendiri sebagai sebagai Sang penerima Wahyu).
* Sembahyangku : DIAM (meneng / suwung / hening) mengheningkan diri, mengheningkan cipta, menyelaraskan diri antara hati pikiran dan seluruh piranti hidup dengan seluruh alam semesta.
Ajaran _Kapitayan_ dan _Sundawiwitan_ pun terpecah belah menjadi beberapa _sekte aliran-aliran_ diantaranya ajaran _Kejawen, Pangestu_ di jawa. Di sunda _Sunda Wiwitan_ terpecah menjadi berbagai sekte diantaranya, _Kaharingan_ yang semua ini ajarannya sudah jauh dari ajaran Tauhid yang di imani dan diamalkan oleh para leluhur generasi pertama.
Padahal mereka dahulu ajarannya masih lurus dan bersih sebelum terkontaminasi ajaran Hindu Budha.
Semua aliran ini oleh pemerintah masuk kedalam _aliran kepercayaan kepada Tuhan TME._
Penganut _Kapitayan_ sekarang yang sudah melenceng dan sangat _ekstrim_ mereka menuduh Islam sebagai budaya asing, agamanya orang arab (agama import). Dan mereka membanggakan _Kapitayat_ karena mengira sebagai agama asli leluhur Nusantara.
Ini semua salah kaprah dan bodoh terhadap peradaban sejarah !
Karena telah mengalami _distorsi_ pembelokan dan perubahan total dalam pemahaman keyakinan dari generasi ke generasi dari ajaran asli _ketauhidan Kapitayan_ yang dibawa dari para leluhur generasi pertama.
Mereka lupa dan tidak paham sejarah, kalau awalnya munculnya keyakinan _Kapitayat_ itu bersumber dan berasal dari _ajaran tauhid_ .
Karena dasar² keyakinan filosofi _Kapitayan dan Sundawiwitan merupakan adopsi dari ajaran tauhid (Islam)_ yang dibawa oleh _Nabi Allaah Sulaiman alaihisalam_,
Seperti keyakinan menyembah kepada Yang Maha Tunggal dan ajaran _norma adab akhlak budi pekerti dan pola hidup_ dasarnya ini semua dari _ajaran tauhid Islam._
Walau bagaimanapun ajaran tauhid sebagai agama langit adalah sumber dari segala _sumber keyakinan, norma dan pola hidup_ orang jawa kuno dan orang sunda di nusantara
Kita tidak boleh _menafikan_ mengingkari peradaban ajaran luhur para Nabi. Karena para Nabi adalah sebagai _Founding Fathers_ sebagai BAPAK dari seluruh leluhur Nusantara dan leluhur para manusia dimuka bumi mereka adalah _foundation of civilization_ pengawal peradaban para manusia pertama yang paling tertua yang ada dimuka bumi ini.
Merekalah yang hakikatnya disebut LELUHUR kita yang mengajarkan warisan luhur _adiluhung_ manusia nusantara. Bukan para "nenek moyang" kita _generasi terakhir_ yang jauh dari _ilmu dan cahaya petunjuk_.
Dan orang Jawa dan Sunda selamanya tidak akan mengenal "ajaran Budi" Kapitayan dan Sundawiwitan jika Nabi Allaah Sulaiman tidak pernah masuk ke tanah nusantara membawa AJARAN TAUHID sebagai ajaran adiluhung kamulyaning jagat wasesa sayekti (warisan ajaran luhur yang membawa kemuliaan seluruh alam yang berisi ajaran tauhid kepada Allaah Yang Maha Tunggal yang Maha Sakti).
Penulis adalah :
Pemerhati Spiritual Peradaban Kerajaan Nusantara dan Pemerhati Sejarah Peradaban Agama & Keyakinan Kepercayaan
Komentar
Posting Komentar