KISAH SAYYID ANWAR PUTRA NABI SYITS SEBAGAI "SANGHYANG NURCAHYANING NIRWANA"
KISAH SAYYID ANWAR PUTRA NABI SYITS SEBAGAI "SANGHYANG NURCAHYA NIRWANA"
PENYELUSURAN SEJARAH GOLONGAN SANGYANG ATAU KEBHATARAAN
Oleh Kanjeng Senopati
Ini adalah Kisah-Kisah Cerita Pewayangan Nusantara yang dihubung-hubungkan dengan Cerita Riwayat Sejarah Islam para Nabi khususnya anak cucu Nabi Adam. Siapa itu Nabi Syits, Sayid Anwar, Sayid Anwas dan siapa hakekatnya golongan "Sanghyang" itu sebenarnya untuk sekedar meluruskan agar sesuai dengan rujukan pemahaman yang benar dan Shahih berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah agar kita tidak salah dalam memahaminya dan tidak tercampur terkontaminasi pemahaman "paganisme" yang menyimpang dari kaidah yang benar. Tapi dikemas dengan tambahan cerita dari pengarang agar lebih indah. Apa yang saya tuliskan adalah dari apa yang pernah saya baca dan saya pelajari saat masih belajar di pondok dari beberapa literatur referensi cerita wayang dan dihubungkan dengan riwayat sejarah para Nabi Allaah. Selain rujukan dari kitab para Ulama saya juga kutip dari sumber karya sastra Pujangga, khususnya Pujangga Eyang saya Ronggowarsito Pujangga besar Mataram Islam. Sebelumnya Mohon jangan disalah artikan secara negatif. Sedikitpun tidak ada maksud untuk menyinggung atau melecehkan keyakinan dan aqidah agama. Mohon dipahami dengan fikiran terbuka agar kita bisa mendapat poin-poin positif dari pen-ceritaan KISAH ini.
Nabi Shalallahu alaihi wasalam bersabda,
Padahal mereka itulah para pemuka dari bangsa jin-jin dihadapan para manusia mengaku-ngaku sebagai dewa.. Sesungguhnya mereka adalah keturunan dari Azazil (nenek moyangnya bangsa jin) setelah durhaka Azazil berganti nama menjadi Iblis bangsa jin yang menurunkan peradaban Ke-Sanghyangan atau (dikenal dengan istilah Ke-Bhataraan). Tapi diantara mereka bangsa jin ada golongan yang beriman mendapatkan petunjuk dan ada yang kafir..
KISAH ini berawal pada Nabi Allaah Adam Alaihissalam
Nabi kedua setelah Nabi Adam adalah Nabi Syits sebagai putra mahkota yang meneruskan jalur kenabian. Nabi Syits termasuk guru Nabi Idris, yang pertama kali mengajarkan baca tulis, ilmu Falak, menjinakkan kuda dll..
Dalam _Kitab Qasas Al Anbiya_ diceritakan, bahwa Nabi Syits dilahirkan ketika Nabi Adam telah sampai berusia 950 tahun. Nabi Adam juga sempat mengingatkan putranya Nabi Syits untuk menjaga kerahasiaan amanah dan mandat tersebut agar tidak sampai diketahui oleh putranya yang pendeki, _Qabil._
Setelah Nabi Adam mengetahui putranya Habil terbunuh oleh Qabil, selama setahun dia tidak tertawa dan tidak bergaul dengan Siti Hawa. Maka Allaah Ta'ala berfirman kepadanya..
"Hai Adam, sampai kapan tangisan dan kesedihan ini? Sesungguhnya Aku akan memberikan pengganti dari anak itu untukmu dengan anak yang terpercaya dan anak menjadi Nabi dan dari keturunannya akan Ku jadikan para Nabi hingga hari kiamat.. Tandanya adalah dia akan dilahirkan sendirian (tidak kembar) tidak mempunyai saudara sekandung.. Apabila lahir anak itu, namailah dia Syits.."
Kemudian Nabi Adam dan Siti Hawa yang memiliki anak 40 pasang kembar dampit. Diceritakan bahwa Nabi Adam hendak menjodohkan anak-anak pertamanya kembar dampitnya dengan cara silang. Dimana Sayidina Qabil beristerikan Siti Damimah (adiknya Sayidina Habil). Dan Sayidina Habil beristerikan Aklimah (adiknya Sayidina Qabil). Ini ditentang oleh istrinya Siti Hawa dan Qabil. Alasan Nabi Adam menikahkan silang menjelaskan bahwa Sayidina Qabil yang lahir bersamaan dengan Aklimah mereka itu berasal dari satu benih yang sama maka itu tidak baik jika dinikahkan.
Namun Siti Hawa, isterinya, menentang dan ingin menjodohkan anak kembar dampitnya dengan pasangan masing-masing. Alasannya sudah merupakan ketentuan takdir dijodohkan sejak dalam kandungan. Mereka saling berebut dan mengaku siapa yang lebih berhak untuk menentukan perjodohan diantara anak-anak mereka, maka mereka pun ingin membuktikan benih siapa sebenarnya yang lebih mempunyai peran atas terbentuknya janin.
Mereka lalu meminta petunjuk kepada Allaah. Dari mereka lalu kemudian sama-sama mengeluarkan benih dari dalam tubuh _rahsa "dayaning urip" (daya hidup)._
Rahsa tersebut kemudian ditempatkan dalam cupumanik (cupu = wadah, manik = inti) dan sama-sama dipanjatkan doa.
Setelah beberapa hari atas kehendak Allaah benih milik Nabi Adam didalam Rahsa dalam cupumanik Nabi Adam berubah menjadi orok bayi namun hanya ragangan, atau tubuh yang belum bernyawa. Sedangkan benih dari Siti Hawa tidak berubah. Karena itulah Siti Hawa mengaku pasrah dan iklas menyerahkan keputusan tata cara pernikahan putra putrinya mengikuti Nabi Adam.
Lalu atas kemurahan kodrat dan iradat Allaah bayi yang ada pada cupumanik milik Nabi Adam menjadi lengkap perwujudannya sebagai manusia yang sempurna, kemudian cahaya nurbuwah (kenabian) yang ada di badan Nabi Adam berpindah ke dalam tubuh bayi hingga dapat hidup sempurna.
Kemudian Allaah perintahkan kepada Nabi Adam agar bayi tersebut dinamakan _Syits_ (artinya pemberian Allaah). Nabi Adam memanjatkan syukur kepada Allaah dan menjalankan perintah Allaah tersebut.
Saat Nabi Adam mengambil bayi dari dalam cupu dan menggendongnya, tiba-tiba datang badai (angin kencang) yang akhirnya menerbangkan cupu tempat bayi hingga jatuh ke tengah lautan Samudera. Suatu saat cupu itu diambil oleh _Azazil (Iblis)._
Nabi Syits yang telah menjadi dewasa, lalu mendapatkan jodoh dari Allaah berupa wanita bidadari bernama _Dewi Mulat._ Malaikat Jibril menyampaikan ke Nabi Syits bahwa Nabi Syits akan menurunkan manusia-manusia utama dimuka bumi sebagian diantara mereka akan menjadi Nabi dan Raja.
Azazil (Iblis) yang telah mengetahui sebelumnya bahwa kelak di kemudian dari keturunan Nabi Adam dan Nabi Syits akan sangat dikasihi Allaah.
Maka Azazil (Iblis) memohon kepada Allaah agar dirinya diberikan kebebasan dalam menggoda anak cucu Adam untuk dijadikan sekutunya saat hari pembalasan kelak. Azazil (Iblis) memohon supaya keturunannya bisa disatukan dengan keturunan Adam dengan maksud agar dirinya lebih mudah mempengaruhi keturunan Nabi Adam yang tidak memiliki ketaqwaan terhadap agama Allah.
Do'a Azazil (Iblis) dikabulkan Allaah, kemudian anaknya Azazil yang bernama _Dlajah,_ dicipta/dibuat menyerupai dengan Dewi Mulat untuk mengelabui Nabi Syits sehingga mirip istri Nabi Syits tersebut. Dan Dewi Mulat untuk sementara waktu disembunyikan oleh Azazil secara ghaib.
Setelah beberapa waktu pertukaran yang dilakukan secara licik oleh Azazil (Iblis) lalu mengetahui nutfah Nabi Syits telah jatuh di laut telanakan (rahim) Dlajah, maka cepat-cepat Azazil (Iblis) mengambil dan membawa pulang kembali Dlajah, dan Dewi Mulat pun dimunculkan kembali.
Sembilan bulan kemudian Dlajah melahirkan bersamaan dengan terbenamnya matahari. Namun anehnya anak yang lahir itu berwujud segumpal darah yang berkilauan. Lalu Azazil mengambil darah tersebut lalu membawanya pergi ke Dewi Mulat.
Tepat pada waktu julungwangi atau saat matahari terbit. Dewi Mulat melahirkan anak kembar, hanya saja yang satu berwujud bayi laki-laki (manusia) dan yang satunya berwujud Cahaya (Nur).
Lalu Azazil datang ke Dewi Mulat menangkap seberkas cahaya (nur) tersebut secara sembunyi-sembunyi disatukannya dengan segumpal darah berkilauan yang ia bawa dari Dewi Dlajah. Atas kehendak Allaah persatuan tersebut menciptakan seorang bayi laki² namun tubuhnya tidak bisa diraba dan selalu memancarkan cahaya seperti sinar rembulan.
Secara ajaib berubah menjadi laksana bayi laki-laki yang masih diliputi cahaya dan tidak dapat dipegang, kemudian Azazil meninggalkannya.
LAHIRNYA SAYID ANWAS DAN SAYID ANWAR
Nabi Adam memberi nama kepada anak-anak Nabi Siyts dan Dewi Mulat. Anak laki-laki yang berwujud manusia diberi nama _Sayidina Anwas (Nasa),_ sedangkan anak yang berwujud bayi laki-laki yang diliputi cahaya persatuan antara anak Dewi Mulat (turunan Nabi Adam / bangsa manusia) dan anak Dlajah (turunan Azazil / bangsa jin) dalam wujud cahaya) diberi nama _Sayidina Anwar._
Nabi Adam sudah diberi kabar oleh malaikat Jibril bahwa, Anakmu _Sayidina Anwas_ kelak akan menurunkan para Nabi dan Rasul para raja-raja besar di Nusantara dan dunia.
Sedangkan _Sayidina Anwar_ yang akan menurunkan keturunan para bhatara dan bhatari para "dewa dewi" yaitu mereka adalah peradaban dari golongan jin keturunan Azazil maka disebut darri kalangan Sang hyang sebagai penguasa dan pemuka kasta tertinggi. _Sanghyang_ Adalah tingkatan golongan terhormat golongan Brahmana kasta tertinggi dari golongan jin atau _Ke-Bhataraan_ yang dulu diklaim sebagai golongan Kedewataan.
Sayidina Anwas sangat berakhlak mulia, taat tekun beribadah kepada Allaah agama ayahnya. kelak suatu saat ia akan menurunkan keturunan dari para nabi dan rosul dan menurunkan para raja di Nusantara hingga akhir zaman. Sedang Sayidina Anwar sangat gemar berkelana dan menyepi diri hingga suatu saat ia bertemu dengan Azazil dan berguru kepadanya. Sayidina Anwar mendapatkan berbagai ilmu kesaktian dari Azazil (Iblis).
SANG HYANG NURCAHYANING NIRWANA ADALAH SAYYID ANWAR
Berdasarkan riwayat sejarah yang shahih para Ulama menjelaskan bahwa Sayidina Anwar adalah putra Nabi Syits yang zuriah keturunannya perpaduan antara dari darah Nabi Adam alaihissalam (bapak moyangnya manusia) dengan darahnya Azazil (bapak moyangnya bangsa jin) yang akan menurunkan golongan _Sanghyang._
_Sanghyang_ dalam perspektif Syariah artinya representasi dari golongan makhluk tertinggi, terhormat dari kalangan gaib para leluhur / kerajaan (golongan jin) dalam mitologi Sunda Jawa.
Sayidina Anwar diberikan kelebihan oleh Allaah sebagai ujian dan _istijrot_ kepadanya sehingga ia bisa berubah sebagai laki-laki atau perempuan (mencala putra - mencala putri)
Sayid Anwar pun bisa menghilang dan kasat mata (tidak bisa di-indera). Juga bisa terbang ke angkasa, masuk ke dalam perut bumi dan bernafas di dasar samudra. Karena Sayidina Anwar darahnya masih keturunan _Azazil_ (bangsa jin) yang sering dengan istilah keturunan Ke-Dewataan atau Ke-Bhataraan.
Ketika Sayid Anwar pulang dan bertemu Nabi Adam, maka kakeknya melihat perubahan pada perilaku cucunya itu. Nabi Adam paham bahwa perubahan itu dikarenakan ulah Azazil (Iblis), dan berkata kepada Nabi Syits putranya, bahwa kelak Sayid Anwar akan murtad dari ajaran agama yang dipeluk kakek dan ayahnya.
_Sayidina Anwar_ adalah setengah manusia dan jin cikal bakal golongan para _SangHyang_ turunan _Azazil (Iblis)_ memohon kembali kepada Allaah Sang Maha Pencipta agar Sayidina Anwar diperkenankan berumur panjang hingga akhir zaman. Permohonan Azazil (Iblis) dikabulkan.
Sayidina Anwar lalu meminum dan mandi Maolkayat atau Tirta Kamandalu, yaitu "air kehidupan" yang berasal dari intisari awan mendung yang telah dicurahkan dari atas langit. Oleh Azazil (Iblis) _Tirta Kamandalu_ itu ditampung kedalam _cupumanik Astagina_ (milik Nabi Adam dahulu yang terhempas badai), agar Tirta Kamandalu tidak pernah habis secara ajaib di dalam Cupumanik Astagina. Azazil (Iblis) menganugerahkan cupu tersebut kepada Sayid Anwar.
Dan atas kodrat Allaah, Sayid Anwar dipertemukan dengan pohon Rewan (Pohon Kehidupan, Lata Maosadi, Kalpataru, Oyod Mimang) yang sedang ngarang, gugur daun-daunnya. Akar pohon ini menjadi tanda dari kehidupan alam, dimana seluruh isi jagad raya yang mati sebelum takdirnya bila diatasnya diletakkan akar pohon ini akan hidup kembali. Sayid Anwar kemudian mengambil akar pohon tersebut dan kemudian menjadi salah satu pusaka para dewa. Oleh Azazil (Iblis), Sayid Anwar mendapatkan sesotya (mutiara mustika, bola kristal) Retna Dumilah yang atas ijin Allah, sesotya tersebut bisa untuk memandang seluruh isi jagad raya dan mengetahui/membuat "tiruan" (prototype) surga dan neraka.
Kemudian Sayid Anwar diberi pelajaran berbagai ilmu pengetahuan dan kesaktian oleh Azazil (Iblis). Diantaranya ilmu pangiwa, ilmu patraping panitisan (ilmu menitis, reinkarnasi), ilmu manjing suruping pejah (sasahidan, semadi hingga mencapai mati sajroning urip) dan ilmu cakra panggilingan (ilmu menguasai perjalanan waktu, termasuk ilmu jangka atau ngerti sadurunge winarah atau mengetahui tanda-tanda kejadian yang akan datang).
Setelah menerima dan menguasai semua ilmu pengetahuan dan kesaktian, Sayid Anwar ingin kembali berkelana, ia sudah enggan kembali pulang ke keluarganya, kakek-neneknya, ayah ibunya, dan saudara-saudaranya. Ia merasa tidak bisa hidup berdampingan dengan mereka. Maka, Azazil (Iblis) menyarankan untuk tinggal di Jazirat Ngariyat (Pulau Malwadewa). Di tempat itu Sayid Anwar disuruh bertapa di puncak gunung dengan cara mengikuti perjalanan matahari. Kalau matahari terbit dia menghadap ke timur, kalau matahari di tengah dia menengadah, dan kalau matahari sudah di barat dia menghadap ke barat. Setelah tujuh tahun bertapa, atas kehendak Allaah juga, Sayid Anwar hilang dimensi kemanusiaannya menjadi badan rohani di alam Adam-Makdum (alam ada tiada, sonyaruri atau awang-uwung, suwung). Bumi-langit tiada terlihat, tiada matahari tiada bulan tiada bintang, tiada malam dan siang, tiada arah kiblat, tiada ruang dan waktu. Semua menjadi tiada, yang ada tinggal rengkuhan (liputan) cahaya, hingga segala kehendaknya. Saat itulah Sayid Anwar sedang mendapat _Istijrot (dilulu oleh Allaah)_ seolah-olah semua tindakan itu adalah Allaah restu dari Allah Sang Maha Pencipta padahal itu hanya _Istijrot_ dari Allaah Sang Pencipta Semesta Alam.
Alkisah cahaya yang memancar dari Sayid Anwar dilihat oleh _Prabu Nurhadi (Sang Hyang Malhadewa, golongan jin dari kalangan Sanghyang)_ putra Prabu Rawangin (Sang Hyang Hartahetu). Prabu Nurhadi (Sang Hyang Malhadewa) mereka adalah dari keturunan _Jan-Banujang_ nenek moyang jin dari kalangan Sanghyang.
_Prabu Nurhadi_ paham bahwa cahaya yang memancar itu bukanlah cahaya matahari, bukan cahaya bulan dan bukan cahaya bintang, itu cahaya keturunan Adam.
Kemudian cahaya tersebut didekati dan berusaha untuk menangkapnya. Namun Prabu Nurhadi tidak bisa menangkap cahaya tersebut. Cahaya yang tidak lain adalah Sayid Anwar itu mengaku sebagai Kang Murbeng Alam.
_Prabu Nurhadi_ membantah dan terjadi adu ilmu kesaktian. Prabu Nurhadi kalah dan selanjutnya tunduk takluk dan mengabdi kepada Sayid Anwar. Kemudian Prabu Nurhadi mengajak Sayid Anwar ke kahyangannya kerajaan besar dari bangsa jin golongan Sanghyang. Dan Sayid Anwar dijadikan raja dengan gelar bernama _Sanghyang Nurcahya_.
Setelah menjadi raja dikalangan bangsa jin golongan Sanghyang (bangsa jin kasta tertinggi / bangsawan) di pulau Malwadewa, akhirya Sayid Anwar dengan menggelarkan dirinya sebagai _Sang Hyang Nurcahyaning Nirwana_ (perpaduan cahaya). Selanjutnya Putri Prabu Nurhadi yang bernama Dewi Nurrini (Dewi Mahamuni) diserahkan dan dijadikan istri permaisuri Sayid Anwar. Kemudian Sayid Anwar mendapatkan keturunan dari Dewi Nurrini (Dewi Mahamuni) tapi masih berwujud Asrar (rahsa daya hidup, plasma, tan wujud) yang bercahaya sangat terang benderang menyilaukan dan menerangi kegelapan.
Kemudian seperti biasa tradisinya Asrar (tan wujud) itu disiram dengan air kehidupan menjadi agar menjadi wujud. Akhirnya Asrar itu berwujud putra laki-laki oleh Sayidina Anwar putranya diberi nama _Sang Hyang Nurrasa._
KEMBALINYA SAYID ANWAR ATAU SANGHYANG NURCAHYA KEPADA AJARAN AGAMA LELUHURNYA
Selama berabad-abad Sayid Anwar atau _Sanghyang Nurcahyaming Nirwana_ sebagai raja besar yang memiliki kerajaan terbesar yang kerajaan dan singgasananya yang dipandangnya kerajaannya adalah sebagai kerajaan. _Khayangan (surga)_ yang tetap berada di bawah langit kesatu di dimensi dunia alam manusia dan jin.
Sayid Anwar merupakan keturunan Nabi Adam pencampuran antara manusia dan jin merupakan perpaduan antara zuriyah Nabi Adam Alaihissalam dan zuriyah Azazil (Iblis bapak moyang bangsa jin).
Sayid Anwar atau Sanghyang Nurcahya yang terkenal sakti tidak bisa dikalahkan oleh siapapun baik dari kalangan manusia dan jin. Tapi Sayid Anwar Sanghyang Nurcahya akhirnya takluk dan tunduk kalah oleh Nabi Allaah Idris alaihissalam dan mendapatkan petunjuk hidayah Allaah kembali kepada ajaran agama leluhurnya yaitu agamanya Nabi Adam kepada ajaran tauhid melalui Nabi Allaah Idris Alaihissalam dan diperkuat dengan masanya Nabi Sulaiman alaihissalam.
Jadilah Sayyid Anwar Sanghyang Nurcahya berguru dan mengabdi kepada Nabi Allaah Sulaiman alaihisaalam.
Karena salah satu tugas Nabi Sulaiman adalah menyampaikan risalah dakwah tauhid kepada golongan manusia dan jin. Diantaranya menghilangkan ilmu-ilmu sihir di dunia yang diciptakan oleh Sayyid Anwar dan Azazil ini. Setelah itu Nabi Sulaiman mencegah ajaran sihirnya Sayyid Anwar dengan mengurung mengubur kitab-kitab ilmu sihir Sayyid Anwar dibawah istananya yaitu di The Solomon Kingdom yaitu sekarang ini yang bernama Baitul Maqdis di Palestina.
Kemudian Nabi Sulaiman alaihissalam memberikan wilayah kekuasaannya kepada Sayyid Anwar di Laut Merah sebagai Kerajaan dan singgasananya Sayyid Anwar. Sesungguhnya Sayyid Anwar Sanghyang Nurcahya membangun dan memimpin kerajaan besarnya diatas lautan yaitu tepatnya di Laut Merah di timur tengah. Disanalah kerajaan terbesar bagi golongan Sanghyang / kasta tertinggi dibangun yang dulu dipandang sebagai kalangan bthara bethari atau dulu dipandang manusia sebagai golongan para "Dewata" sebelum Sayid Anwar beriman.
Sayid Anwar memiliki banyak keturunan yang menyebar keseluruh pelosok dunia. Diantaranya keturunan Sayid Anwar Sanghyang Nurcahya memiliki putri-putri yang dijadikan sebagai pemimpin penguasa-penguasa muslim dari golongan Sanghyang yang kekuasaan kerajaan-kerajaan terbesarnya biasanya di lautan samudera yang dipimpin oleh para ratu-ratu.
Sayid Anwar Sanghyang Cahyaning Nirwana setelah bertobat dan beriman kembali ke ajaran leluhur agama bapaknya Nabi Syits akhirnya membangun peradaban besar kerajaan bangsa jin dari kalangan _Sanghyang_ atau _kebhataraan_ menyebarkan ajaran tauhid kepada kalangan bangsa jin. Kecuali beliau tidak bisa mampu melawan bapaknya Azazil yang masih kafir yang kekuasaannya Azazil juga diatas air dilautan yang luas. Karena Sayid Anwar yang bisa mengalahkan Azazil itu hanya _Al Mahdi_ dan _Nabi Isa alaihissaalam_ nanti diakhir jaman.
Walaupun Sayid Anwar Sanghyang Nurcahyaning Nirwana juga merupakan bagian zuriyah keturunan dari Azazil dan banyak belajar ilmu dari Azazil tapi Sayid Anwar Sanghyang Nurcahyaning Nirwana turunan Azazil telah beriman dan bertauhid saat ini beliau lebih banyak bertafaqur diri dalam istannya di _Laut Merah_.
KETURUNAN SAYID ANWAR BANYAK DIJADIKAN PEMIMPIN PENGUASA DI MUKA BUMI DARI KALANGAN "SANGHYANG"
Diantaranya adalah Ibunda Ratu Kidul atau nama lainnya bernama _Hajah Siti Syarifah Dewi Nawangwulan_. Beliau adalah dari golongan Sanghyang. Beliau adalah putri dari _Sayidina Anwar Sanghyang Nurcahyaning Nirwana_ yang ditunjuk oleh ayahnya untuk sebagai Pemimpin Penguasa Samudera Laut Selatan diwilayah samudera Selatan dari laut Cina hingga Antartika adalah wilayah kekuasaannya Ibunda Ratu.
_Ibunda Ratu Dewi Nawangwulan_ menunjuk _Hajah Dewi Rara Kandita_ atau dikenal dengan sebutan _Nyai Roro Kidul_ untuk memimpin pemerintahan Kerajaan Lautan Samudera Selatan. Mereka berdua adalah adik kakak bersaudara golongan Sanghyang adalah pemimpin muslimah yang taat dan berhijab taat kepada ajaran leluhurnya yaitu ajaran Tauhid (Islam).
Para pemimpin penguasa dari golongan sanghyang yang gaib ini selalu memiliki hubungan yang sangat kuat harmonis dengan para manusia dari golongan raja raja dan ulama atau pemimpin Nusantara tapi yang ia kehendaki saja.
Sunan Kalijaga dan Panembahan Senopati pernah bertemu dan berkomunikasi dengan dengan Ibunda Ratu. Sunan Kalijaga dan Panembahan Senopati membenarkan pengakuan beliau Ibunda Ratu adalah dari golongan _Sanghyang_ golongan terhormat.
Bahwa Ibunda Ratu mengatakan kepada Sunan Kalijaga dan Panembahan Senopati yaitu, bahwa dirinya _Aku dan kalian (Sunan Kalijaga, Panembahan Senopati) kita adalah saudara. Hanya kami keturunan dari golongan Sanghyang yaitu golongan jin dari kasta terhormat tertinggi bangsawan turunan perpaduan dari Sayidina Anwar Nurcahyaning Nirwana dan Azazil, sedangkan kalian (Sunan Kalijaga dan Panembahan Senopati) adalah keturunan dari Sayidina Anwas yang menurunkan para Nabi dan Rasul dan Khalifah raja-raja di Nusantara dan di dunia.._
Para Ulama Ahli Hikmah biasa menyebut golongan bangsa jin yang tertinggi (golongan bangsawan / tokoh² besar atau pemuka-pemukanya) dengan sebutan _"Sanghyang"_ karena mengikuti pengakuan para pemuka-pemuka jin itu sendiri setelah mereka bertauhid (memeluk Islam)..
Silsilah keturunan _Nabi Adam alaihissalam_ yang telah menurunkan _Sayid Anwar_ yang kemudian menurunkan keturunannya dari para tokoh pemuka kalangan _"Sang Hyang"_ adalah sbb :
1. _Nabi Adam (Sang Hyang Adhama)_ menurunkan..
2. _Nabi Syits (Sang Hyang Syta)_ menurunkan..
3. _Sayid Anwar (Sang Hyang Nur Cahya)_ menurunkan..
4. _Sang Hyang Nurasa_ menurunkan..
5. _Sang Hyang Wenang (Sang Hyang Wisesa)_ menurunkan..
6. _Sang Hyang Manik Maya (Betara Guru)_ menurunkan..
7. _Sang Hyang Ismaya Jati (Eyang Semar)_ menurunkan..
8. _Betara Brama / Sri Maha Punggung / Dewa Brama,_ menurunkan..
9. _Betara Sadana (Brahmanisita)_ menurunkan..
10. _Betara Satapa (Tritusta)_ dstnya..
Jadi sudah jelas berdasarkan keterangan silsilah tersebut diatas bahwa Sayid Anwar adalah bapak atau leluhurnya dari para Sanghyang atau para bathara bethari atau golongan para pemuka jin. Beliau Sayyid Anwar lah yang menurunkan kalangan Sang Hyang atau para leluhur dari para pemuka golongan gaib. Dan TIDAK BENAR bahwa para raja di Nusantara khususnya para prabu dan raja Jawa dan Sunda adalah keturunan dari _Sayyid Anwar_ dan _Azazil_ . Ini telah dibantah oleh para Ulama Ahli Hikmah dan para Ulama ahli sejarah.
Justeru para raja Nusantara adalah keturunan dari _zuriiyah Rasulullah Nabi Muhammad_ yang beliau turunan dari _Sayidina Anwas_. Hal ini dibenarkan secara penelitian nasab ilmiah oleh para pakar dan ahli sejarah dan Ulama Ahli Hikmah.
Sedangkan ada cerita yang mengatakan para raja-raja Nusantara itu adalah turunan dari _Sayidina Anwar_ ini sengaja dibuat agar para raja Nusantara itu adalah turunan dari _Sanghyang_ atau _Kebhatraan_ atau turunan para _"Dewa"_. Itu adalah mitos yang sengaja dibuat oleh para pandhito dan Pujangga Hindu dimasa pemerintahan Hindu Majapahit sebelum masa _Prabu Brawijaya ke V_ dalam rangka ingin menyatukan ajaran agama Islam dengan ajaran agama Hindu dengan membuat serat dalam kitab _Mahabarata._
Akhirnya pemahaman mitos para _pendeta Hindu_ itu dijadikan rujukan didalam sebagian masyarakat jawa (Kapitayan) dan sunda (Sunda Wiwitan) dengan mengklaim _Sayid Anwar_ adalah bapak moyangnya _Bani Tamim_ yaitu nenek moyangnya orang Jawa Sunda atau Nusantara dan ini dijadikan didalam konsep ajaran _Kapitayan_ di Jawa dan _Sunda Wiwitan_ di Sunda.
Padahal Syaikh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) telah meluruskan mitos dikalangan sebagian masyarakat Sunda saat itu karena telah terkontaminasi dengan keyakinan-keyakinan pendeta Hindu sebagai penganut agama paganisme dengan mengatakan Bani Tamim keturunan para dewa.
Karena nama istilah "Sang Hyang" itu sendiri diakui oleh para Ulama sejak dulu memang nama "khususon" untuk golongan para leluhur pemuka / bangsawan yang tertinggi untuk dari kalangan golongan jin.
Maka Sunan Gunung Jati (Syekh Syarif Hidayatullah) beliau merujuk kepada kitab yang benar yang shahih bahwa _Sayid Anwar (Sanghyang Nurcahya)_ hanya menurunkan untuk para golongan _Sanghyang_ (yaitu ratu-ratu penguasa kerajaan untuk golongan gaib keturunan Azazil / bangsa jin). Dan _Sayid Anwas_ menurunkan untuk golongan manusia yaitu menurunkan para Nabi dan Rasul. Dan Syaikh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) mengatakan ..
Sesungguhnya _Sanghyang nur cahya_ adalah cahaya nur dari Azazil bukan cahaya nur Muhammad, lalu apakah mereka orang-orang Nusantara (bani Tamim) yang merasa mereka keturunan Sanghyang maukah mereka dikatakan bukan dari Nur Muhammad tapi dari Nur Azazil? Maka ini perlu di pahami..
Sedangkan eyang Ronggowarsito sendiri diakhir karangannya memberikan Syarah "penjelasan" bahwa para prabu dan raja-raja besar Jawa Sunda di Nusantara itu seluruhnya merupakan keturunan zuriyah dari Rasulullah Shalallohu alaihi wasalam keturunan dari Sayidina Anwas bukan Sayidina Anwar.
_Sumber :_
_Kitab Serat Paramayoga, (Raden Ngabehi Ronggowarsito)._
_Kitab Qasas Al Anbiya (Ibnu Katsir)_
Kitab Sejarah Para Nabi_
_Penulis adalah,_
_Pengamat Sejarah Peradaban Dunia, Gerakan Pemikiran & Keagamaan_
_Penulis adalah, Zuriyah Panembahan Senopati Wangsa Mataram Islam dan Zuriyah Ronggowarsito Wangsa Yosodhipuro_
Komentar
Posting Komentar